Di tengah cepatnya arus perubahan zaman, tantangan yang dihadapi anak-anak Indonesia semakin komplek. Beragam tantangan kondisi anak antara lain terpaan teknologi yang sangat deras dan belum tentu ramah anak, daya tahan yang kurang kuat, karakter dan kebiasaan hidup kurang baik, beragam kekerasan terhadap anak, judi online yang melibatkan anak, hingga masalah kesehatan dan tumbuh kembang yang dihadapi anak. Anak-anak membutuhkan pembiasaan yang akan menjadi karakter kuat bagi kepribadiannya agar terhindar dari beragam kerentanan yang berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia melalui program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Hebat (Gerakan 7 KAIH) mengeluarkan panduan sederhana yang sarat akan makna yaitu bangun pagi, berolahraga, beribadah, gemar belajar, bermasyarakat, makan sehat bergizi, dan tidur cepat.
Tujuh kebiasaan ini merupakan jembatan karakter yang akan membentuk anak Indonesia menjadi generasi yang sehat, disiplin, dan tangguh. Namun, untuk tumbuh secara utuh, kebiasaan ini membutuhkan kerja sama dari sekolah, orang tua, media, dan masyarakat.
Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat bagi Tumbuh Kembang Anak Sekolah Dasar
Masa sekolah dasar adalah fase emas pembentukan kebiasaan. Anak pada usia ini masih sangat responsif terhadap arahan, mudah meniru, dan belum banyak terbebani oleh pola pikir rumit orang dewasa. Di titik inilah tujuh kebiasaan anak hebat menemukan relevansinya.
Pembiasaan tidak memerlukan banyak teori, tetapi membutuhkan praktik yang konsisten, berkelanjutan, dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk membentuk pembiasaan. Pembiasaan akan sebuah aktivitas yang baik akan menghasilkan kebiasaan jika dilakukan secara terus menerus. Dari kebiasaan yang baik, maka akan lahir kepribadian yang berkarakter. Dari pribadi-pribadi yang berkarakter, maka akan lahir generasi emas. Dari generasi emas akan lahir peradaban yang maju, yang akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar.
Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat merupakan gerakan yang diharapkan menjadi kebiasan setiap anak Indonesia. Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat bukan hanya aktivitas yang dihapalkan, namun aktivitas yang dipraktikkan. Tujuh kebiasaan tersebut memberi banyak manfaat bagi anak-anak kita. Bangun pagi, misalnya, bukan hanya soal waktu, tetapi melatih disiplin dan kemandirian sejak dini. Saat anak terbiasa bangun pagi, tubuh dan pikirannya lebih siap menghadapi pelajaran. Kebiasaan ini juga melatih tanggung jawab pribadi yang akan sangat berguna di kemudian hari. Seperti diungkapkan James Clear dalam Atomic Habits, “You do not rise to the level of your goals. You fall to the level of your systems.” Artinya, kualitas hidup—termasuk anak—lebih ditentukan oleh sistem kebiasaan harian daripada sekadar niat besar.
Berolahraga membantu perkembangan motorik dan kognitif anak. Aktivitas fisik berfungsi untuk menjaga kebugaran dan juga meningkatkan daya konsentrasi dan memperbaiki suasana hati. Anak-anak yang aktif secara fisik cenderung lebih percaya diri dan sosial. Di sinilah kebiasaan harian menjadi alat penting untuk mengelola energi dan emosi. Beribadah menguatkan aspek spiritual dan membentuk pondasi etika dalam diri anak. Ibadah bukan semata ritual keagamaan, melainkan pengantar anak untuk mengenal nilai-nilai luhur, rasa syukur, kasih sayang, dan kepedulian.
Kebiasaan gemar belajar, jika ditanamkan sejak dini, akan membentuk rasa ingin tahu dan semangat belajar sepanjang hayat. Ini yang membedakan anak yang hanya "pandai" dengan anak yang sungguh "hebat". Dalam The Power of Habit, Charles Duhigg menulis, “Habits, scientists say, emerge because the brain is constantly looking for ways to save effort.” Artinya, dengan membentuk kebiasaan belajar yang positif, anak tidak harus selalu "dipaksa", karena otaknya akan secara otomatis mengikuti pola itu.
Sementara itu, kebiasaan bermasyarakat membentuk kecerdasan sosial. Anak diajarkan pentingnya hidup bersama, tolong-menolong, memiliki tanggung jawab sosial, serta kemampuan menyelesaikan konflik secara sehat. Semua ini adalah soft skills yang tak ada di dalam buku teks. Kebiasaan makan sehat dan bergizi mengajarkan anak untuk bertanggung jawab dan disiplin. Anak diajarkan untuk memilih asupan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, diantaranya sesuai dengan Panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. Anak juga belajar untuk bertanggung jawab terhadap asupan untuk tubuhnya, termasuk bertanggung jawab mengambil makanan sesuai porsi dan tidak berlebihan. Ditengah banyaknya penyakit karena pola makan seperti diabetes pada anak-anak, mengajarkan dan membiasakan makan bergizi sangat penting sekaligus mendukung tumbuh kembang dan daya tahan tubuh.
Kebiasaan tidur cepat akan memberikan kecukupan istirahat bagi anak. Tidur yang cukup akan melengkapi seluruh aspek tumbuh kembang anak. Waktu istirahat yang teratur sangat menentukan perkembangan otak, stabilitas emosi, dan daya tahan tubuh anak. Jika semua ini tertanam dengan konsisten, kita telah membentuk anak yang cerdas, anak yang utuh, sehat jasmani, matang emosi, dan tangguh secara sosial.
Peran Guru di Sekolah
Sekolah adalah ruang akademik yang juga menjadi ekosistem penanaman nilai dan kebiasaan. Di sinilah guru memainkan peran strategis, bukan hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai pembimbing dan pembentuk karakter.
Guru bisa memulai dengan melakukan aktivitas Pagi Ceria yaitu Senam Anak Indonesia Hebat, Menyanyikan Indonesia Raya, dan Berdoa. Guru dapat melanjutkan dengan kebiasaan reflektif terhadap praktik Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, misalnya menyapa anak dengan ramah, lalu bersama-sama mengingatkan pentingnya bangun pagi dan sarapan sehat. Rutinitas ini dapat menciptakan suasana kelas yang positif, dan membangun nilai kebersamaan dan kedisiplinan.
Dalam pembelajaran, guru bisa mengaitkan materi dengan kebiasaan baik. Misalnya, saat mengajar IPA tentang tubuh manusia, disisipkan pentingnya olahraga serta makan sehat dan bergizi. Ketika mengajar IPS, guru bisa mengajak anak berdiskusi soal cara hidup rukun di lingkungan masyarakat.
Sekolah menciptakan ruang aman beribadah dan menghormati perbedaan. Guru tidak perlu menjadi penceramah, cukup menjadi teladan dan pembimbing dalam bersikap jujur, santun, dan adil. Program seperti makan bergizi sehat, istirahat aktif, pojok literasi numerasi, hingga kelas karakter bisa menjadi strategi nyata menanamkan tujuh kebiasaan ini secara konsisten. Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat bukan kegiatan tambahan tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya sekolah.
Peran Orang Tua di Rumah
Tidak ada tempat belajar yang lebih awal dan lebih kuat daripada rumah. Orang tua adalah guru pertama, dan selamanya akan menjadi figur penting dalam membentuk kebiasaan anak. Orang tua adalah teladan dan motivator bagi anaknya. Peran orang tua yang membimbing dan mengajarkan kebiasaan baik akan menjadi salah satu kunci penting keberhasilan praktik Gerakan 7 KAIH.
Kebiasaan bangun pagi dan tidur tepat waktu, misalnya, sangat ditentukan oleh kebiasaan di rumah. Apakah anak diajak tidur dengan cara yang nyaman? Apakah gawai dimatikan sebelum jam tidur? Semua itu menentukan kualitas istirahat anak. Begitu pula soal makanan. Orang tua yang mempersiapkan bekal sehat, melibatkan anak dalam memilih menu, dan menjelaskan kandungan gizi, sedang menanamkan pemahaman jangka panjang tentang pola makan sehat. Ibadah bersama, membaca buku bersama, atau sekadar bermain tanpa distraksi gawai bisa menjadi momentum berharga untuk menanamkan nilai spiritual, kecintaan pada ilmu, dan kedekatan emosional.
Yang paling penting adalah orang tua menjadi teladan. Anak-anak tidak akan selalu mengingat omongan orang tuanya, tetapi sebagian besar pasti meniru kebiasaannya. James Clear menegaskan bahwa "Every action you take is a vote for the type of person you wish to become." Maka, setiap tindakan kecil orang tua memberi suara bagi karakter yang akan dibentuk anaknya.
Kebiasaan Baik, Masa Depan Hebat
Tujuh kebiasaan anak hebat bukanlah formula instan. Ia menuntut proses, kesabaran, konsistensi dan kolaborasi dari semua pihak. Tetapi justru karena itu, hasilnya berdampak jauh ke depan.
Di tengah era serba cepat dan seringkali dangkal, kita butuh anak-anak yang bukan hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Mereka yang tumbuh dengan kebiasaan baik hari ini, adalah harapan Indonesia yang tangguh di masa depan.
Sumber: Direktorat Sekolah Dasar
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas tentang :
Menanamkan Kebiasaan, Membentuk Anak Indonesia Hebat
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh SDN 01 Tenogo
Semoga informasi mengenai Menanamkan Kebiasaan, Membentuk Anak Indonesia Hebat bisa bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk meninggalkan Komentar di bawah ini.
Menanamkan Kebiasaan, Membentuk Anak Indonesia Hebat
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh SDN 01 Tenogo
Semoga informasi mengenai Menanamkan Kebiasaan, Membentuk Anak Indonesia Hebat bisa bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk meninggalkan Komentar di bawah ini.
0 comments:
Posting Komentar